
Grapadinews.co.id – Berdirinya Starbucks sejak 1971 memunculkan streotype baru terhadap kopi yang tadinya biasa dikonsumsi oleh pekerja perkebunan. Masyarakat modern menjadikannya sebagai minuman wajib untuk menunjang kesehatan.
Lebih-lebih kopi juga melahirkan budaya nongkrong baik di kalangan dewasa hingga anak muda. Berkumpul bersama teman, meeting kantor, hingga mengerjakan tugas kurang lengkap bila tanpa si hitam. Apalagi sejak Starbucks berhasil mengekspansi ke seluruh Amerika pada 1987 dan saat ini sudah tersebar ke berbagai negara di dunia.
Dilaporkan bila dalam sepuluh tahun, Starbucks berhasil meraup keuntungan 14,3 triliun rupiah. Pada 2007, perusahaan kopi ini bahkan mendapatkan profit 131,6 triliun rupiah. Perolehan tersebut bukanlah tanpa alasan, sebab mereka menggunakan strategi khusus yang berkaitan dengan produk, mitra, pelanggan, kompetitor dan lingkungan.
Di samping itu, perusahaan juga menerapkan beberapa teori strategi bisnis seperti diferensiasi dan model generik Porter. Keberhasilan Starbucks menghadapi persaingan ketat juga bisa ditelaah dengan prinsip SWOT untuk mengetahui faktor internal dan ekstrenal penyebab dari pertumbuhan perusahaan.
Bicara soal kompetisi, dilansir dari Ukessays.com, bila dalam praktiknya perusahaan yang dipimpin oleh Howards Schultz itu menerapkan tiga poin utama, yakni produk, tanggung jawab sosial, lingkungan, ekonomi dan sumber daya manusia. Berikut ulasan di balik kesuksesan Starbucks menghadapi kompetisi!
Misi Starbucks

Seperti dilansir dari situs Starbucks bila misi dari perusahaan adalah menginspirasi dan memelihara semangat dengan secangkir kopi. Mengutip dari pernyataan tersebut, berarti perusahaan mencoba untuk memilih kualitas kopi terbaik, seperti biji Arabica di Amerika Latin, Afrika dan Asia. Sementara proses pemanggangannya ditangani oleh ahli yang memiliki pengetahuan serta pengalaman.
Oleh sebab itu Starbucks percaya bahwa biji kopi dengan rasa yang berbeda bisa memuaskan pelanggan. Sementara itu sumber daya manusia merupakan mitra penting untuk membuat bisnis tetap berjalan. Perusahaan memperlakukan mereka secara hormat untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, kekeluargaan dan kondusif.
Sedangkan soal pelanggan, perusahaan menciptakan hubungan baik antara karyawan dan konsumen. Dengan menerapkan konsep yang nyaman serta cozy, penikmat kopi dapat melepaskan kekhawatiran serta stres setelah beraktivitas seharian. Tempat itu menjadi titik pertemuan antara sahabat, rekan, dan kolega untuk saling berbagi dan bersantai.
Terlebih untuk meraih kesuksesannya, perusahaan bekerja sama dengan pemegang saham. Mereka menganggap industri kopi adalah hal yang serius dan soal komitmen dengan lingkungan pula. Oleh sebab itu, Starbucks juga membantu alam untuk mengurangi limbah kopi kemudian menggantinya dengan produk ramah lingkungan serta meningkatkan daur ulang.
Strategi perbedaan

Dalam perkembangannya, Starbucks menerapkan metode generik Porter karena dinilai cocok dengan strategi perbedaan atau diferensiasi. Pelanggan lebih menyukai sistem ini karena apa yang ditawarkan berbeda dengan kompetitor.
Soal rasa kopi, Starbucks menjamin bahwa miliknya berbeda dengan kompetitor. Menurut studi kasus tentang Starbucks oleh Koehn, Beshrov dan Miller dari Jurusan Bisnis, Harvard menyatakan bahwa perusahaan tersebut selalu peduli dengan setiap langkah operasi, mulai dari daerah penanaman kopi di Afrika Timur, Amerika Latin dan Asia Tenggara.
Di samping itu juga mereka berusaha keras untuk memilih biji kopi berkualitas tinggi. Salah satu upaya yang dilakukan untuk memaksimalkannya yaitu dengan memberikan pelatihan serta praktik langsung terhadap tenaga kerja pertanian. Kemudian perusahaan juga melakukan proses biji kopi sangrai dengan sendiri. Sebagai cara untuk memastikan setiap aspek apakah sesuai dengan standard atau tidak, para ahli di bidangnya mencicipi 1000 cangkir kopi setiap harinya.
Soal sumber daya manusia, Starbucks selalu berkonsentrasi dalam melatih staf agar bisa melayani pelanggan dengan baik dan ramah. Mereka percaya hubungan antar manusia melalui senyum, obrolan ringan dan mengingat nama konsumen dapat menjalin kerjasama yang baik.
Terlebih lagi, bagian penting lain yakni menyisihkan pendapatan perusahaan untuk para petani yang telah memelihara biji kopi, teh, hingga kelapa. Perusahaan percaya bahwa dengan demikian dapat membantu mereka dalam meningkatkan kualitas hidup, baik pendidikan maupun urusan pribadi.
Kemudian menyoal tentang lingkungan, Starbucks mencoba untuk menggunakan produk ramah lingkungan dan daur ulang untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan. Hal demikian juga bisa membantu mengatasi pemanasan global. Tidak heran bila perusahaan kopi raksasa ini memberikan harga premium karena beberapa keunikan di baliknya.
Fokus dari strategi perbedaan

Mengacu pada strategi diferensiasi, Starbucks harus menciptakan produk yang berbeda untuk menyaingi kompetitornya. Akan tetapi hal tersebut dapat mempengaruhi harga produk yang lebih tinggi dibanding dengan lainnya. Harga premium yang ditetapkan bertujuan untuk menutup semua biaya investasi.
Seperti dilaporkan dari Internet Center, oleh karena faktor tersebut Starbucks menerapkan strategi fokus pada segmen, namun mengusahakan agar pasar tersebut mau menerima produknya. Contoh kasus yang terjadi yakni, ketika awal terbentuk mereka mentargetkan para mahasiswa dan anak-anak muda dengan tingkat pendapatan sedang.
Di waktu itu akhirnya perusahaan menyadari bahwa mereka harus memperluas pasar. Pelanggan yang berbeda tentu bersedia membayar lebih. Dengan pemikiran itu, akhirnya mereka melakukan teknik ekspansi agresif dan mulai mentargetkan setiap demografis.
Selain itu, loyalitas pelanggan sangatlah penting karena bisa menjadi titik kuat di tengah persaingan ketat. Dengan demikian perusahaan harus membuat beberapa program agar pelanggan tertarik dan loyal. Maka Starbucks meluncurkan Wi-Fi gratis untuk konsumen yang datang bersama sahabat atau keluarga pada hari Selasa. Ada pula pembagian kopi dan camilan gratis lainnya.
Struktur industri

Struktur Starbucks dapat dijelaskan dengan menerapkan model Michael Porter atau yang lebih dikenal dengan 5 Kekuatan Porter. Metode ini bisa membantu memahami dengan baik tentang konteks industri di mana perusahaan beroperasi. Berikut masing-masing penjelasannya:
- Persaingan
Setelah Starbucks terbentuk dan mulai mengekspansi secara besar-besaran, muncul beberapa kompetitor yang juga didistribusikan ke seluruh dunia, seperti Peet’s Coffee and Tea Company, Kopi Caribou dan lain sebagainya.
- Ancaman baru
Dengan menerapkan strategi diferensiasi, Starbucks berada di posisi unggul untuk kategori perusahaan kopi. Metode itu pula yang kemudian membuatnya lebih baik dari Dunkin Donuts.
Starbucks juga mencoba untuk mempertahankan dan menumbuhkan pangsa pasar dengan menciptakan merk baru Seattles Best. Mereka menerapkan strategi cost leadership untuk bersaing dengan kompetitor. Sebagai hasilnya, strategi diferensiasi bisa menciptakan sebuah kesempatan bagi perusahaan tersebut untuk bersaing lebih tinggi namun ancaman lebih rendah.
- Produk pengganti
Sebuah studi kasus dari Starbuck membuktikan bila dalam persaingan bisnis, perusahaan menambahkan beberapa produk lainnya, seperti teh, jus buah, dan minuman ringan lainnya. Namun justru itu bisa menjadi ancaman karena pelanggan lebih memilih produk murah tersebut daripada kopi yang relatif mahal. Akan tetapi itu semua tidak terbukti, sebab hingga saat ini pelanggan masih setia dengan minuman utama.
- Hubungan baik dengan pemasok
Starbuck memiliki hubungan baik dengan pemasok. Dengan demikian petani menjadi lebih mudah menawarkan kopi terbaiknya. Di samping itu, perusahaan juga menyediakan asuransi kesehatan serta mendukung pendidikan untuk anak-anak mereka.
- Daya tawar pembeli
Dalam hal daya tawar pembeli di industri kopi bisa dikatakan bahwa perusahaan memiliki persaingan tinggi, sehingga mempengaruhi pelanggan. Mereka tentu dihadapkan pada beberapa opsi dari segi harga dan rasa. Oleh sebab itu, loyalitas perlu diciptakan. Membangun pelayanan yang baik bisa menjaga hubungan dengan pelanggan dan menemukan pasar baru.
Analisis SWOT

Analisis SWOT bisa digunakan untuk mengetahui situasi internal saat ini melalui kekuatan dan kelemahan. Di samping itu faktor eksternal, seperti peluang dan ancaman juga bisa dianlisis dengan teori ini.
- Faktor Internal – Kelebihan
Faktor internal pertama yang menjadi kekuatan yakni beragam produk yang ditawarkan kepada pelanggan. Starbucks mencoba untuk memproduksi dan menjual berbagai produk seperti makanan, camilan, buku, film dan masih banyak lagi lainnya. Selain itu perusahaan membangun logo merk yang berkembang dan dikenal oleh masyarakat luas.
Mereka juga telah menghak patenkan merk dagang dengan menampilkan di situs web resmi, kedai hingga akun media sosial. Dengan demikian dapat meningkatkan nilai dagang dan membuat pelanggan lebih percaya. Nilai kekuatan lainnya yakni lokasi, pada umumnya kedai Starbucks dibangun di tempat-tempat strategis, seperti persimpangan pusat keramaian, mall, daerah kampus, perkantoran dan masih banyak lagi lainnya.
Perusahaan juga berkontribusi baik kepada mitra mereka dengan menyediakan asuransi kesehatan, keamanan, hingga tunjangan pendidikan. Hal lainnya yakni loyalitas pelanggan yang menjadi kekuatan untuk meningkatkan daya jual produk.
Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan mencoba untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik, sehingga bisa memotivasi karyawan untuk bekerja secara efektif. Perluasan pemasaran membantu dalam mendapatkan keuntungan lebih banyak. Menariknya, mereka juga menggelar beberapa program, seperti pelatihan pembuatan kopi, pengetahuan soal kopi hingga sejarahnya.
- Faktor internal – Kelemahan
Secara harga Starbucks memang lebih mahal dari kedai kopi lainnya. Hal tersebut dikarenakan menggunakan biji kopi pilihan dan semua prosesnya dikerjakan sendiri. Di samping itu, target mengekspansi dunia bisa menjadi kelehaman karena perusahaan tidak begitu fokus terhadap pelatihan staf.
- Faktor eksternal – Peluang
Untuk mengembangkan bisnisnya, Starbucks turut melalui jalur teknologi. Secara khusus perusahaan memutuskan berinvestasi mesin Mastrena dan Clover untuk mengurangi waktu pembuatan kopi oleh barista.
Di samping itu, perusahaan juga menciptakan peluang untuk memperluas pangsa pasar dengan meluncurkan produk kedua yakni Seattle’s Best. Proses pengolahan yang dilakukan sendiri membuat pihak perusahaan memiliki ide untuk menciptakan jenis brand kopi sendiri yaitu Starbucks VIA® Ready Brew coffee. Mereka mendistribusikannya melalui toko-toko di seluruh negeri untuk mendapatkan lebih banyak peluang di seluruh dunia.
- Faktor eksternal – Ancaman
Persaingan di bisnis kopi semakin ketat. Banyaknya usaha baru, mulai dari kedai kopi jalanan, supermarket, kafe dan masih banyak lagi makin tidak terbendung. Selain itu, pasar kopi Amerika Serikat juga mulai mengalami kejenuhan terhadap jenis bisnis ini, sehingga bisa menjadi penghalang besar.
Selama masih perkembangan, Starbucks telah berhadapan dengan situasi ekonomi Amerika Serikat yang paling banyak dipengaruhi oleh real estate. Akibatnya berdampak pada penurunan laba perusahaan. Terakhir juga masalah budaya serta politik yang mempengaruhi cabang kedai di beberapa negara. Misalnya saja Starbucks Lebanon yang diboikot oleh penentang AS.
Kendati demikian perjalanan bisnis Starbucks dari tahun ke tahun mulai menghadapi ancaman hingga persaingan ketat justru membuatnya menjadi merk kopi nomor satu di dunia. Keberadaannya telah diketahui oleh banyak orang sebagai bagian dari gaya hidup modern yang dinamis.