
Grapadinews.co.id – Ada perubahan baru yang menyarankan perusahaan dan karyawan untuk mulai berpikir dengan cara berbeda. Ini tidak hanya menyangkut urusan akan ada banyak pekerjaan nantinya, namun karena pada tahun 2020 diperkirakan tempat kerja akan ditempati oleh lima generasi sekaligus.
Maka dalam satu lingkungan, Anda dan semuanya harus bekerja secara berdampingan. Oleh sebab itu perlu bagi perusahaan untuk merancang organisasi dan melayani kebutuhan lintas generasi. Agar mendapatkan sumber daya manusia yang tepat, sangat penting menciptakan keseimbangan di tempat kerja.
Pada dasarnya keseimbangan kerja menyangkut pekerjaan dan waktu luang. Untuk beberapa pekerjaan, dua komponen tersebut memang sulit disatukan, namun tidak menampik kemungkinan bahwa para karyawan hingga kini masih memperjuangkan itu. Terutama pada pekerjaan kreatif yang membutuhkan kreativitas, pengetahuan serta inovasi dimana para pekerjanya membutuhkan keseimbangan ideal.
Di sisi lain, karyawan yang telah berkeluarga berpikir akan sulit memutuskan pola keseimbangan. Sebab mereka harus mengurus anak dan pekerjaan rumah sekaligus. Belum lagi bila harus berhadapan dengan serangkaian tugas dengan deadline dan proyek besar. Lantas bagaimana caranya mempersiapkan keseimbangan antara kehidupan pribadi dengan pekerjaan di masa mendatang?
Generasi multi-tasking

Penelitian menunjukkan bahwa generasi terdahulu lebih disibukkan dengan urusan keluarga, ketimbang memikirkan bagaimana caranya me-manage pekerjaan. Padahal generasi muda sudah mulai mengenal dan mengatur agar terhindar dari kejenuhan, sehingga pola pikir sudah masuk dalam pencegahan. Itu artinya mereka fokus pada mengubah cara pandang tradisional. Bisa jadi disebabkan oleh pengalaman pribadi yang memiliki orang tua super sibuk.
Di samping itu, generasi masa kini tumbuh di tengah arus teknologi. Informasi didapatkan dengan mudah, semua hal bahkan dapat diselesaikan hanya dalam satu waktu. Situasi ini yang tidak dimiliki oleh generasi lama, sebab mereka biasanya lebih nyaman dengan cara manual atau yang telah diyakini sejak dulu.
Pada dasarnya, semua kemudahan yang dilakukan oleh generasi masa kini membuat segala sesuatunya lebih terorganisisr. Maka tidak heran bila mereka disebut juga dengan multi-tasking generation. Mereka telah dibekali ilmu pengetahuan, modernitas, dan segala aspek untuk masa depan.
Pasar masa depan menuntut fleksibilitas

Generasi muda disebut-sebut sebagai pelopor perubahan gaya hidup, termasuk bagaimana cara memisahkan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Mungkin sebagian merasa bahwa pengetahuan adalah langkah tepat dan harus dimiliki, khususnya di dunia bisnis. Namun tahukah Anda bila hal tersebut saja tidak cukup sebab itu tidak akan bekerja dalam persaingan harga serta kualitas.
Tidak ada yang bisa meramalkan apa yang akan terjadi di masa mendatang. Maka yang bisa dilakukan untuk menghadapi persaingan yakni saling berbagi, mengembangkan, menghasilkan pengetahuan, penelitian dan mengembangkan konsep. Semua itu juga didukung oleh inovasi dan kreativitas.
Memiliki karyawan yang mau diajak bekerja sama adalah suatu keberuntungan tersendiri. Namun hal tersebut juga dibarengi dengan perusahaan yang memahami pekerjanya. Tidak cukup dengan mengharuskan mereka datang pada pukul 8.30 pagi atau mengizinkan berpakaian kasual. Mereka juga membutuhkan kebebasan untuk mengatur kehidupan pribadi dan pekerjaan.
Fakta lain menyebutkan bahwa generasi muda kerap kali merasa bosan dengan sesuatu yang stagnan. Mereka memiliki definisi lain terhadap keseimbangan itu sendiri. Bukan berarti tidak memikirkan keluarga dan hobi, namun penelitian membuktikan bila milenial dapat menduduki kursi penting dengan cepat dketimbang generasi terdahulunya karena memiliki konsep pemikiran berbeda terhadap work balancing.
Bagi mereka keseimbangan lebih terkait dengan kebebasan dan energi. Work balancing yang ditentukan oleh energi membuat lebih fokus terhadap pekerjaan dan akan beralih ke kebebasan cara kerja. Yang terpenting adalah tugas itu selesai. Namun demikian, bukan berarti karyawan tidak memubutuhkan pimpinannya lagi.
Justru tenaga kerja di masa depan akan menuntut lebih banyak kepada atasan dan mereka sulit dikendalikan. Sebagian mungkin menginginkan perlakuan khusus dan membutuhkan waktu fleksibel untuk menyelesaikan pekerjaan. Tentu ini tidak mudah bagi perusahaan.
Kepemimpinan modern

Kecenderungan saat ini, seluruh urusan pekerjaan serta perusahaan berfokus pada dokumen, sementara generasi baru akan mengendalikan kemudi ekonomi ketika mereka bergabung dengan pasar. Mereka cenderung tidak akan mengikuti hirarki otoritas atau pakem yang begitu formil. Semua sudah beralih pada pemimpin yang menarik minat dan menginspirasi, seperti Steve Jobs.
Generasi masa kini lebih jeli dalam memilih pekerjan. Bisa jadi di masa mendatang perusahaan akan menawarkan apapun mulai dari asuransi, fasilitas mobil hingga rumah untuk membujuk mereka bekerja. Maka ada yang mengatakan bila generasi masa kini tumbuh dalam gelombang materialisme. Mereka ingin terinspirasi dan termotivasi. Pekerjaan yang digeluti harus berarti. Namun bukan berarti juga harus dikedudukan sosial tertinggi, pada dasarnya masa kini ingin melihat apa yang dilakukan berbeda.
Jika perusahaan hanya kekeuh menegakkan aturan tradisional yang hanya ditaati oleh generasi terdahulu, maka mereka akan kesulitan menarik sumber daya manusia di masa yang akan datang. Persaingan bukan hanya soal produk dan pemasaran, namun harus berawal dari karyawan lebih baik. Generasi masa kini lebih menginginkan kebebasan untuk merancang karir sendiri, termasuk kerangka kerja, dengan siapa, dan bagaimana. Jadi, sudah siapkah Anda menghadapi lima generasi sekaligus dalam satu lingkungan kerja?