Peningkatan Pebisnis Perempuan di Tengah Maraknya Isu Gender

Sumber: sairoop.com

Grapadinews.co.id – Bisnis bisa dilakukan oleh siapa saja. Tidak memandang latar belakang pendidikan dan kehidupan. Bahkan baik laki-laki maupun perempuan sama-sama memiliki hak untuk menjalankan usaha. Pada dasarnya setiap orang punya kedudukan berimbang.

Dewasa ini wanita memiliki posisi yang sama dengan pria dalam lingkungan pekerjaan. Peran mereka tidak hanya dituntut untuk mengurus rumah tangga, namun juga mengatur urusan bisnis. Karakter yang lebih lembut dan teliti dinilai dapat diandalkan dalam suatu tugas.

Meski beberapa pihak masih mempertanyakan apakah tidak seharusnya wanita berdiam diri saja di rumah dan mengatur rumah tangga? Semua itu kembali pada masing-masing individu. Sebab sebetulnya situasi demikian merupakan pilihan, kebanyakan dari mereka merasa jenuh di rumah dan memilih untuk mengatur bisnis pribadi atau bahkan kembali bekerja di kantor.

Apalagi kini lingkungan juga semakin mendukung, peran perempuan untuk terlibat dalam dunia bisnis. Gerakan positif kesetaraan gender di lingkungan kerja merupakan momentum yang sangat berharga. Tidak hanya menunjukkan masa depan yang lebih baik, tetapi juga memunculkan banyak peluang yang bisa dimanfaatkan.

Didukung pula oleh kemajuan budaya, perempuan bisa menyalurkan pola pikir untuk kemajuan dan menciptakan hasil baru. Ada pula yang bermitra dengan suaminya sendiri untuk membangun usaha bersama. Hal demikian bukanlah mau menyaingi kedudukan kaum pria, namun saling berintegrasi dalam kehidupan untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan.

Pun demikian dengan kaum pria yang tidak bisa menuntut, sebab melalui campur tangan perempuan pula bisnis bisa berkembang. Alangkah lebih baik bila dua gender menciptakan visi misi, kepemimpinan, keuletan dan dorongan yang sama untuk mengubah dunia.

Pelecehan kaum perempuan di tempat kerja

Sumber: momspresso.com

Memperingati Hari Perempuan Internasional, sebuah artikel di Amerika Serikat kembali mengingatkan kasus pelecehan wanita. Beberapa tahun lalu, ada seorang eksekutif yang bekerja di perusahaan US. Ia terus menerus mendapatkan tindakan yang tidak menyenangkan, ketidak setaraan gaji dan hal-hal yang membuatnya tertekan.

Baca Juga  5 Alasan Mengapa Pelanggan Membeli Produk Anda

Di masa itu, orang yang tidak disebutkan namanya itu memang masih berusia relatif muda dan bekerja di lingkungan yang didominasi oleh pria. Bukan salah wanitanya jika memang ingin bekerja, sebab tujuan utamanya untuk mendapatkan penghasilan sendiri dan mengeksplorasi diri. Namun bagaimana kaum pria memandang minoritas.

Dari kejadian itu menimbulkan rasa tidak terima dari perempuan lain tentunya. Baik korban maupun yang lain pada akhirnya merasa ada rasa ketakutan hingga ketidak percayaan diri. Tentang sindrom ketidak percayaan diri ini kemudian digambarkan sebagai ‘omposter syndrom’ oleh Pauline Claunce dan Suzanne Imes.

Hal yang membuat wanita tidak percaya diri untuk bekerja

Sumber: smallbizdaily.com

Banyaknya kejadian tidak menyenangkan yang diterima oleh wanita kemudian menimbulkan rasa trauma dan tidak percaya diri. Mereka sering menyatakan bahwa tidak merasa pantas mendapatkan pekerjaan dan menyembunyikan kemampuannya.

Claunce dan Imez menemukan bahwa wanita lebih khawatir tentang tidak disukai karena tidak tampil menarik, ada yang lebih fashionable atau cantik dan mereka yang terlalu menarik perhatian. Perasaan semacam ini semakin menjadi-jadi setelah mereka menikah dan memiliki anak.

Padahal berbicara pada diri sendiri tentang ketidak yakinan tidak akan mengubah apa pun dalam diri. Saat Anda merangkap sebagai istri dan ibu, itu juga sama halnya dengan bekerja penuh waktu bukan? Tentunya juga harus bertanggung jawab atas itu semua.

Tetapi jika hanya berdiam diri dan tidak melakukan sesuatu yang berarti, Anda tidak akan memiliki rasa percaya diri. Sudah saatnya untuk mengubah segalanya!

Pria dan wanita sama

Sumber: sweeps2454.bigdown32.live

Satu-satunya orang yang menghalangi kesuksesan kita sendiri namun kita tidak sadar adalah diri sendiri. Pada dasarnya pria dan wanita sama saja. Namun terkadang perempuan merasa dirinya inferior dengan mengatakan bila mengurus rumah saja sudah cukup sibuk, lalu berkarir pun tidak akan maksimal dan mencapai tujuan seperti dulu. Akhirnya, mereka memilih menjadi pendukung.

Baca Juga  Membangun Kesuksesan Bisnis dengan Jasa Konsultan Bisnis

Sebuah kisah dikutip dari Forbes, seorang istri mengesampingkan keinginannya dan kehilangan kepercayaan diri setelah memiliki dua anak, lantas kemudian memutuskan untuk keluar dari dunia kerja selama hampir tiga tahun. Selama itu ia hidup dalam ketidak tentuan, sembari berdiam di rumah saja. Lantas sang suami menasehati untuk mengaevaluasi kembali pola pikir dan menemukan hasratnya, hingga akhirnya ditemukanlah keinginan lama yang terpendam yakni berwirausaha.

Data pebisnis wanita lebih banyak dari pria

Sumber: wfglobal.org

Tahukah Anda bila perempuan telah lama mengambil alih peran wirausaha? Di Amerika Serikat jumlah pengusaha wanita meningkat 30 persen sejak 2007. Bahkan menariknya data terbaru dilansir dari Smallbiztrends.com mengungkapkan bila 57% entrepreneur wanita mencapai peningkatan pendapatan hingga tahun 2018.

Perolehan tersebut menunjukkan bila bisnis yang dikelola oleh perempuan hampir semuanya memiliki tingkat perkembangan yang sama dengan pria. Selama 15 tahun terakhir, perusahaan yang dipimpin oleh wanita tumbuh 1,5 kali lebih besar dari usaha kecil lainnya. Hal tersebut terjadi karena wanita dianggap tidak mudah puas, sehingga selalu memiliki dorongan untuk memajukan bisnis sesuai tujuan melebihi teman-teman pria.

Menurut survei oleh Guardianfinancial.com, 51 persen usaha yang baru-baru diluncurkan adalah milik pengusaha wanita dengan usia di bawah 50 tahun. Perolehan tersebut cukup tinggi bila dibandingkan dengan wirusahawan pria sebanyak 44 persen. Dengan demikian bisnis yang kini tengah berkembang justru didominasi oleh pemimpin wanita.

Sementara itu, menurut Asosiasi Nasional Pemilik Bisnis Wanita mengatakan bahwa angka terbaru tentang pebisnis wanita sudah mencapai 9,1 juta bisnis. Diperkirakan mereka telah memperkerjakan 7,9 juta karyawan dan menghasilkan US$1,4 triliun dalam penjualan.

Namun tidak semua wanita ingin berwirausaha. Sebagian dari mereka mungkin bersikukuh menjadi ibu rumah tangga. Sementara sebenarnya ada pula yang terpaksa bekerja dikarenakan gejolak emosional dan faktor finansial.

Baca Juga  5 Pengusaha Sukses di Bidang Teknologi Bagikan Kisah Habiskan Waktu Berlibur

Kendati demikian, sebagai wanita Anda diharuskan untuk merangkul sesama guna membimbing serta memberikan penyuluhan bagi mereka yang bimbang. Bekerja di lingkungan baru mungkin tidak mudah, namun setidaknya mendirikan bisnis sendiri bisa membuat mereka berpenghasilan sendiri tetapi tidak meninggalkan kewajiban utama sebagai seorang perempuan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Download E-Magazine Grapadinews!

Join our mailing list to receive the latest news and updates from our team.

You have Successfully Subscribed!

Pin It on Pinterest

Shares
Share This