
Grapadinews.co.id – Sebagian besar wilayah Indonesia terdiri atas lautan. Di dalamnya terdapat ribuan hingga jutaan jenis hewan laut yang dapat dimanfaatkan. Wilayah nusantara juga terkenal dengan beragam ikan, mulai dari hias, tawar, hingga untuk konsumsi. Maka bukan lagi rahasia umum bila di sinilah tempat yang tepat membangun bisnis.
Salah satu usaha olahan laut yang tidak ada matinya dari dulu hingga saat ini yaitu ikan. Meskipun zaman terus berkembang, namun kudapan ini masih menjadi favorit sebagian besar masyarakat. Itu juga dinobatkan sebagai lauk favorit yang disantap dengan sambal, sayur hijau, hingga aneka protein nabati lainnya seperti tahu dan tempe.
Ikan asin memiliki rasa gurih karena teksturnya kering. Jenisnya juga tergantung dari ikan yang diolah, ada yang tipis, tebal namun sedikit empuk, hingga berukuran kecil. Apapun bentuknya, olahan tersebut cocok dinikmati baik pagi, siang hingga malam. Lantas seberapa prospeknya usaha ini?
Memulai bisnis ikan asin

Hampir sebagian besar masyarakat Indonesia suka dengan olahan laut, mengingat negeri ini terdiri atas lautan luas. Ikan asin dinilai sebagai bentuk usaha yang berprospek tinggi. Kesempatan mendirikan bisnis itu sendiri terbuka lebar, meskipun banyak pesaing.
Di sisi lain, walaupun harga jualnya relatif murah namun keuntungan bisa berlipat ganda dikarenakan penjualan terus berjalan setiap hari. Ini juga termasuk sebagai kebutuhan yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat, sehingga tidak perlu khawatir terjadi penurunan signifikan.
Sama halnya dengan membuka usaha lain, bisnis ikan asin juga membutuhkan perencanaan dan strategi. Dalam hal ini ada dua poin yang perlu digaris bawahi yakni, membuka produksi sekaligus pemasaran atau hanya mengambil dari pemasok dan menjualnya kembali. Hal tersebut perlu dipertimbangkan sejak awal agar Anda bisa mengetahui langkah selanjutnya yang akan diambil. Di samping itu, lanjutkan pada rencana lain yang menyangkut distribusi hingga pemasaran.
Pelaku usaha

Sebenarnya tidak ada batasan untuk siapa saja yang akan memulai bisnis. Karena pada dasarnya bidang ini dapat dilakukan oleh siapapun, baik tua, muda, dengan latar pendidikan dan kehidupan berbeda sekalipun. Namun demikian beberapa terkadang masih bimbang mengingat kediaman yang dirasa cukup jauh dari area pantai atau pesisir.
Hal itu muncul karena pertimbangan tentang biaya pengiriman yang juga mempengaruhi penjualan. Sisi positifnya, ikan asin yang dijual dengan harga lebih tinggi menjadikan laba juga berbanding lurus. Sementara kekurangannya yakni tidak dapat bersaing, sedangkan penjual lain memberikan nilai yang lebih murah.
Konsumen tentu rela membeli ikan asin di area dekat pantai karena harga jauh lebih miring. Kemudian seperti yang disinggung di atas bila nilai jual tinggi juga mempengaruhi laba, namun demikian biaya pengiriman juga perlu diperhitungkan, bukan?
Walaupun begitu, tidak perlu khawatir sebab bisa mengambilnya dari pemasok dengan jumlah besar tetapi harga lebih miring. Jika memang produksi sendiri tidak memungkinkan, cara ini bisa dilakukan. Beruntungnya lagi bila kediaman dekat dengan area pantai atau pesisir, Anda bisa sekaligus mengolah sendiri dari mentah hingga siap dijual atau bahkan mengambil dari perusahaan pengelola.
Pemilihan produk

Jika diputuskan bekerja sama dengan pemasok atau perusahaan pengelola, maka harus benar-benar cermat dalam memilih produk yang tepat. Tidak semua ikan asin yang dikelola sudah memenuhi syarat. Maka sebelum disalurkan kepada konsumen, ada baiknya untuk meneliti terlebih dahulu tentang kualitas.
Ada berbagai macam cara untuk mengetahui apakah ikan asin memiliki kualitas yang baik. Pertama, ketahui kadar garam yang terkandung dengan menjilatnya secara langsung. Tidak perlu khawatir akan mengganggu kesehatan, sebab sudah diproses setengah matang dan pengasinan adalah pengawetan yang aman.
Kedua, kadar garam juga dapat diketahui melalui penglihatan dan sentuhan. Jika diperhatikan secara detail, ikan asin dengan garam cukup berwarna putih dan dapat dirasakan oleh tangan. Nantinya Anda akan mendapati butiran halus yang menempel pada telapak tangan, tapi sedikit lengket.
Ketiga, kadar garam rendah dapat dilihat dari warnanya yang kecoklatan, lebih segar dan tidak lengket. Dengan demikian telitilah terlebih dahulu sebelum menentukan produk.
Proses pembuatan

Langkah ini dilakukan apabila memilih memproduksi ikan asin sendiri. Jika memang kesulitan dalam memilih produk dengan kadar garam tinggi, maka cara ini tepat karena proses penggaraman bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Cara pembuatannya pun relatif mudah yakni dengan mendapatkan ikan air tawar atau laut yang benar-benar segar, mengingat nanti akan diproses. Kemudian asinkan dengan larutan garam pekat. Jika ukuran besar, bisa dipoong sesuai selera agar proses penyerapan lebih cepat. Apabila sudah selesai, jemur di bawah sinar matahari hingga kering sempurna.
Memilih penyimpanan yang tepat

Pada dasarnya olahan laut apapun harus diamankan dengan cara yang tepat karena apabila sudah lebih dari dua hingga tiga hari rasa dan kualitas akan menurun, begitu pula dengan ikan asin. Maka dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga agar tetap enak dan segar.
Pertama, atur kelempaban ruangan dalam suhu sedang, tidak terlalu panas maupun dingin. Apabila disimpan dalam tempat lembap, maka akan cepat membusuk dan tumbuh jamur. Namun ketika diletakkan di lingkungan kering atau panas mengalami penyusutan berat.
Kedua, ada baiknya menyimpan ikan asin dalam kamar es atau box dingin. Tempat tersebut biasanya dilengkapi dengan perangkat pendingin dan beruangan besar, sehingga menjadikan produk tetap awet.
Proses pemasaran

Peminat ikan asin relatif banyak, sehingga tidak perlu khawatir bagaimana cara memasarkannya. Anda bisa membuka kios di pasar tradisional agar konsumen dapat melihat dan memilih langsung. Dapat pula memasoknya pada warung, restoran, kafe hingga hotel. Cara ini dinilai akan mendatangkan keuntungan lebih besar karena jumlah yang disalurkan tidaklah sedikit. Model demikian juga disebut dengan kerjasama.
Ikan asin merupakan makanan yang hampir dikonsumsi setiap saat oleh masyarakat Indonesia. Selain harganya yang ekonomis, penikmat juga dimanjakan dengan sensasi gurih. Meskipun persaingan begitu ketat, namun jenis bisnis ini tidak mengenal waktu dan kompetitor.