Lagi-lagi berhembus kabar tak enak dari salah satu perusahaan BUMN Indonesia. Setelah PT. Krakatau Steel, saat ini PT. POS pun mengalami hal yang sama. Mulai dari isu kebangkrutan, hingga isu gaji karyawan pinjam dari bank sontak membuat masyarakat bertanya-tanya.
Isu PT. POS mengalami collapse diperkuat oleh salah satu anggota DPR, Rieke Diah Pitaloka dalam video yang diunggahnya pada Kamis (18/7/2019) lalu menyatakan bahwa “Saya pribadi akan mempertahankan PT. POS sampai tidak mengalami pailit sebab ia merupakan sejarah dari kemerdekaan bangsa.”
Selain itu, kabar yang tersebar di dunia maya pun sulit untuk ditampikkan, apalagi adanya unggahan-unggahan foto karyawan PT. POS di berbagai daerah yang melakukan demo dengan satu tuntutan dengan tagar save PT POS Indonesia (#PT POS Indonesia) dan meminta untuk turunkan direKsi.
sumber : melayuposjakarta.com
Rupanya di zaman yang serba milenial ini tak main-main dampaknya bagi segala lapisan kehidupan masyarakat, khususnya di bidang teknologi. Difasilitasi dengan segala yang serba digital, lifestyle masyarakat pun ikut berubah sesuai perkembangan. Misalnya, makin tingginya tuntutan dari para konsumen dan makin tak sabaran; inginnya serba instan.
Jika dahulu, PT. POS menjadi satu-satunya pilihan bagi warga Indonesia dalam hal jasa antar paket maupun kirim uang hingga ke pelosok desa, tidak dengan saat ini. Benar memang dulu PT. POS bak raja yang menguasai pangsa pasar jasa logistik di Indonesia. Namun kini, PT. POS mesti berlapang dada dengan banyaknya kompetitor sejenis yang menawarkan beberapa akses kemudahan dan lebih cepat dibandingkan PT. POS itu sendiri.
Baca Juga : Bisnis Berlian Tetap Bertahan
Di sektor jasa logistik, ada beberapa perusahaan swasta yang juga menawarkan antar-kirim paket; sebut saja contohnya seperti JNE, J&T, dan Tiki. Meskipun PT. POS kini juga mempunyai layanan yang sama seperti perusahaan swasta tersebut, seperti pengecekan biaya ongkir paket hingga pengecekan nomer resi untuk melacak status kirim paket melalui web. Akan tetapi, tetap saja mayoritas masyarakat lebih memilih layanan antar-kirim paket dari perusahaan swasta di atas.
sumber : warungdenature.com
Mengapa demikian?
Hal tersebut mungkin dikarenakan beberapa faktor seperti :
- Pelayanan PT. POS yang kurang cepat dan kantornya yang kadang jarang ditemui. Berbeda dengan JNE, J&T, dan Tiki yang memiliki banyak cabang sehingga memudahkan akses masyarakat untuk memilih menggunakan jasa mereka.
- Kurangnya promosi PT. POS pada masyarakat yang mengakibatkan tak banyak masyarakat tahu jika PT. POS pun bisa melacak pengiriman seperti jasa perusahaan antar-kirim lainnya.
- Tertanamnya mindset di benak masyarakat jika PT. POS hanya bergelut dengan pengiriman surat, wesel dan perangko saja, tanpa mengetahui layanan lainnya.
Jelas bukan, jika kompetitor sejenis bisa mengalahkan pasar PT. POS? Nah, perlu kiranya memberanikan diri sedikit lebih maju dengan melakukan beberapa inovasi yang menjadi pembeda dari semua kompetitor yang ada agar mampu merebut kembali pangsa pasar.
Berbicara mengenai inovasi; Yuk, simak kecanggihan sistem logistik di China di bawah ini!
Terbentuknya Unmanned Store
Di China, tepatnya JD. com menerapkan sistem unmanned store dimana Anda tak akan menemukan pelayan di toko, bahkan canggihnya pengiriman barang dengan memanfaatkan drone. Wah, kalo PT POS nerapin hal yang sama, bakal viral gak, ya?
sumber : pos
Penerapan Smart Distribution Center
Adanya bantuan mesin yang memudahkan kerja para pegawai sebab sudah secara otomatis akan memilah barang atau paket berdasarkan kelompok area pengiriman. Untuk yang satu ini, mungkin PT POS telah menerapkannya, meskipun dilakukan secara manual.
sumber : pngdownload.id
Same Day Delivery
JD. com di China telah menerapkan program same day delivery sejak tahun 2010. Hal ini tentu saja berhasil merebut hari para konsumen. Bagaimana tidak, sistem pengiriman di hari yang sama dan bisa sampai ke tangan konsumen di hari yang sama pula telah memenuhi kepuasan pala pelanggan.
sumber : delygo.in
Inovasi mana yang bisa dilakukan oleh PT. POS ya?