
Grapadinews.co.id – Tujuan dari peningkatan kualitas produk dan menambahkan jumlahnya yakni agar cepat laris di pasaran. Apalagi dewasa ini persaingan begitu ketat, sehingga pebisnis berlomba-lomba membuat inovasi terbaru. Kendati demikian penjualan terbantu dengan adanya e-commerce, sehingga memungkinkan untuk meningkat hingga 200%.
Namun hal tersebut bukanlah tolak ukur suatu perusahaan berhasil menjalankan bisnisnya. Kendati penjualan meningkat namun kerugian bisa saja terjadi dikarenakan kurangnya pengelolaan inventaris.
Inventaris merupakan aset utama dari suatu bisnis dan merupakan investasi yang terikat hingga barang tersebut dijual atau digunakan dalam produksi. Adapun yang masuk dalam pengelolaannya yakni biaya perawatan, pengasuransian, hingga nilai dari barang tersebut. Apabila salah kelola, maka akan menimbulkan masalah keuangan pada bisnis. Lantas bagaimana teknik untuk memaksimalkannya?
Sumber daya manusia yang bertanggung jawab

Langkah pertama dalam pengelolaannya yakni dengan mencari sumber daya manusia yang bertanggung jawab dan kompeten. Mereka yang memang ahli dalam bidangnya pasti memiliki gambaran jelas tentang inventaris dan bisa mengatur segala sesuatunya lebih baik.
Mereka yang bertanggung jawab dan kompeten bisa mengelola dan mengerjakan inventaris lebih sistematis dan teratur. Adapun jobdesk yang dilakukan pada bidang ini meliputi penyesuaian, mengelolan pengembalian, memvalidasi barang yang diterima dan menerapkan strategi pelaporan inventaris.
Menetapkan waktu pemesanan ulang

Manajemen inventaris akan lebih mudah bila menetapkan waktu pemesanan ulang untuk masing-masing item. Sederhananya, apabila barang sudah mencapai jumlah minimum, maka sudah waktunya Anda melakukan pemesanan ulang.
Namun hal ini perlu adanya analisis terkait pengaturan level pemesanan agar lebih sistematis. Keputusan ini didasarkan pada seberapa cepat barang tersebut dijual, berapa lama akan kembali lagi menjadi stok, dan lain sebagainya.
Adanya manajemen ini juga disesuaikan dengan e-commerce yang sedang gencar-gencarnya. Barang jadi lebih cepat terjual dan kluar dalam jumlah besar. Oleh sebab itu, ada baiknya untuk mengatur tingkat pemesanan ulang secara teratur dan sistematis.
Kategorikan inventaris

Ada beberapa barang yang lebih laris dari lainnya. Namun Anda tidak boleh terfokus pada hal tersebut saja, tetapi juga perlu memperhatikan yang lain. Para ahli menyarankan untuk menggunakan analisis pengkategorian untuk mengelola inventaris secara efisien.
Berikut tiga kategori yang biasa digunakan untuk pengelolaan inventaris:
- Barang bernilai tinggi dengan frekuensi penjualan rendah. Pada kategori ini memerlukan perhatian rutin karena dampak finansial terhadap penyimpanan cukup signifikan, tetapi penjualannya tidak dapat diprediksi.
- Barang bernilai rendah dengan frekuensi penjualan tinggi. Pada kategori ini memerlukan perhatian cukup karena hanya berdampak kecil terhadap keuangan, sementara barang terus bergerak.
- Barang bernilai dan berfrekuensi sedang. Pada kategori ini masih membutuhkan perhatian dan keuangan tetap dikontrol.
Prioritaskan produk berharga

Fokus terhadap barang paling berharga sangatlah penting. Sebab item terlaris menghasilkan 10% keuntungan dari penjualan. Namun presentase tersebut bisa bervariasi tergantung dari naik turunnya jumlah barang yang terjual.
Aplikasikan sistem FIFO

FIFO merupakan singkatan dari First In First Out. Ini adalah konsep manajemen inventaris yang bisa diaplikasikan dengan mudah. Pada praktiknya, stok tertua akan dijual terlebih dahulu. Maka barang lama dan hampir rusak haruslah didahulukan agar tetap menghasilkan. Sebab semakin lama disimpan, seiring dengan berjalannya waktu nilai jualnya makin turun.
Untuk menerapkannya yakni dengan sistem manajemen gudang yang terorganisir. Apabila ada satu yang terjual, maka Anda perlu menyiapkan satu yang baru.
Menyisihkan dana khusus untuk perawatan inventaris

Inventaris membutuhkan perawatan dan pembiayaan. Namun demikian, Anda perlu memilah jumlah biaya tersebut, misalnya saja perbaikan kerusakan, depresiasi, pajak, hingga asuransi.
Beberapa bisnis cenderung lebih fokus terhadap biaya inventaris, sementara dana yang tidak terkontrol bisa menghabiskan modal dan mengikis laba. Jadi, mulailah untuk memilah biaya khusus inventaris yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Proses inventaris pada bisnis, utamanya retail membutuhkan ketelitian. Pengkategorian dan pemilahan pembiayaan merupakan cara mudah untuk mengaturnya agar sistematis. Persediaan yang teratur bisa menghasilkan keuntungan berlebih terhadap keuangan perusahaan hingga arus kas yang cenderung stabil.
Jangan lupa kunjungi laman kami Jasa Bisnis Plan dan Jasa Sebar Kuesioner Terpercaya