6 Kegagalan Manajer Dalam Memimpin Tim

Sumber: blog.masterofproject.com

Grapadinews.co.id – Setiap perusahaan membutuhkan pemimpin untuk mengatur, mengolah serta menginstruksikan orang-orang di bawahnya. Umumnya mereka memiliki wewenang besar untuk mengawasi segala urusanĀ  dan berhak menyetujui serta menolak suatu usulan. Selain leader umum yang biasanya disebut dengan Presiden Direktur atau Direktur, ada pula ketua departemen yang dikenal dengan manajer.

Manager diberikan tugas untuk mengatur serta mengelola departemen yang terdiri dari para karyawan dalam satu bidang tertentu. Mereka saling bekerja sama, bersinergi dan mengusulkan satu sama lain. Akan tetapi wewenang tetap berada di tangan ketua leader atas persetujuan dari atasan perusahaan.

Oleh sebab itu, seorang manajer dituntut untuk bertanggung jawab, memiliki keterampilan, berwawasan luas dan jiwa leadership yang tinggi. Akan tetapi, tidak jarang pula mereka membuat kesalahan besar dalam menejemen harian atau terhadap tim. Sebagian besar dari mereka tidak memiliki pelatihan mendasar tentang bagaimana me-manage baik tugas maupun SDM.

Di samping keahlian dalam mengatur, soft skill juga dibutuhkan untuk berkomunikasi, menjalin kerjasama, serta bersikap. Keterampilan tersebut dapat mendukung menejemen teknis, sehingga keduanya saling bekerja bersamaan. Tetapi, justru sebagian besar dari mereka tidak memiliki nilai-nilai kesadaran untuk berinteraksi secara efektif dengan timnya. Pada dasarnya leader yang baik adalah yang menghargai sesama.

Keterampilan teknik lebih mudah untuk diajarkan, namun nilai-nilai serta kepercayaan jauh lebih sulit untuk dipelajari. Meskipun sepeleh tetapi hal ini dapat menentukan sukses dan tidaknya karir mereka. Lantas seberapa pentingnya membuat manajer berhasil? Pada dasarnya, ialah orang yang diberi tanggung jawab untuk mengelola staf, pelaporan dan seluruh operasi bisnis. Mereka adalah representasi front line dalan suatu bisnis.

Selain itu juga, manajer adalah roda pengikat yang menyatukan organisasi karena semua karyawan di bawah kepengawasannya. Sementara itu, mereka juga orang pertama yang menerima utusan untuk kemudian dikomunikasikan kepada anggota tim entah soal proyek, tugas hingga urusan bisnis lainnya.

Faktanya sebagian alasan karyawan mengundurkan diri dari pekerjaan dikarenakan bermasalah dengan manajer. Ada yang merasa kurangnya kesempatan, fleksibilitas kerja rendah, bosan hingga ketidakadilan yang di dapat. Oleh sebab itu, penting sekali mempelajari bagaimana seharusnya menjadi manajer, baik secara teknik maupun soft skill. Namun sebelum itu, ketahui dulu yuk apa saja kesalahan para manajer dalam memimpin tim?

Baca Juga  Manfaat Cabai Jalapeno untuk Kesehatan, Ajaib Bisa turunkan Berat Badan juga lhoo..

Gagal menjalin kedekatan

Sumber: www.goodtherapy.org

Mengenal masing-masing anggota tim sangatlah penting untuk kelangsungan kerjasama. Sebagai seorang manager, Anda tidak bisa menyelesaikan tugas sendiri atau bahkan hanya melibatkan segelintir orang saja. Maka dari itu, suatu keharusan bagi leader mengenal anggota timnya.

Mengembangkan hubungan dengan anggota tim merupakan kunci dalam mengelola. Bukan hanya sekadar atasan dan bawahan, namun menjalin relasi baik meski di luar kantor justru dapat menciptakan suatu kedekatan. Tidak ada salahnya untuk mengucapkan bela sungkawa bagi mereka yang berduka, atau turut bahagia atas hari ulang tahun.

Tidak mengenal mereka merupakan suatu kesalahan. Sebab nantinya Anda justru akan kikuk dan merenggangkan hubungan. Hal tersebut berpengaruh pada tugas yang harus ditanggung bersama dan keutuhan dari tim itu sendiri.

Sebagian besar dari mereka merasa gagal mengelola timnya karena tidak menjalin kedekatan. Patut diketahui bila mengenal masing-masing dari mereka secara akrab akan membantu Anda menjadi manajer yang baik dan responsif.

Gagal memberikan pengarahan

Sumber: www.insight.com

Manajer merupakan orang pertama yang mengetahui tentang informasi seputar bisnis dan perusahaan. Ialah yang dipercaya untuk diutus menyampaikan kepada tim. Maka setiap hal yang dideskripsikan haruslah detail, jelas, dan mudah dimengerti.

Dari sana nanti, leader departemen akan memberikan arahan kepada timnya dari mulai pelaksanaan meeting, pembagian tugas, deadline waktu dan lain sebagainya. Apabila gagal dalam memberikan arahan, maka itu artinya juga tidak mengindahkan apa yang telah diutus oleh atasan. Padahal setiap perintah biasanya baik untuk kepentingan perusahaan.

Apabila Anda terlalu kaku, justru mereka tidak akan bergerak. Sebab sejatinya semua pelaporan berasal dari manajer. Mereka tidak akan berjalan bila tidak diperintah.

Dengan demikian, untuk menghadapi kegagalan yakni dengan memperioritaskan setiap tugas. Kendati hanya berskala kecil, pastikan agar setiap anggota tim menerima informasi dengan benar serta jelas. Wajib bagi manajer untuk langsung mengatur startegi, kemudian memberikan arahan tentang alur dari pengerjaan.

Baca Juga  Cara Membuat Hand Sanitizer Sendiri di Rumah Berdasarkan Anjuran WHO

Pastikan pula untuk memimpin karyawan tanpa terkesan mendikte yang justru menghancurkan image, sekaligus membuat mereka tertekan. Jadilah teman terbaik bagi anggota tim, agar arahan dapat tersampaikan dengan baik.

Gagal percaya

Sumber: www.shutterstock.com

Setiap langkah manajer harus disertai dengan kepercayaan. Entah atas dirinya terhadap atasan dan juga anggota tim. Selain membangun kepercayaan dalam diri, juga pastikan untuk mempercayai karyawan. Anda harus ingat bila kesuksesan yang diraih juga berkat hasil kerja keras mereka.

Karyawan merupakan orang-orang yang telah mewujudkan impian dan tujuan perusahaan. Sementara itu, pekerjaan seorang manajer akan lebih ringan berkat bantuan mereka. Ketika leader departemen tidak mempercayai pekerjaan anggotanya, maka hal tersebut justru menyebabkan kerugian pada diri sendiri.

Bukan pula terlalu mempercayai, sehingga Anda lepas tanggung jawab dan menyerahkan semuanya kepada tim. Namun, dalam hal ini manajer harus melakukan manajemen mikro dengan memeriksa masing-masing pekerjaan yang telah diberikan. Ketika menemukan ketidak beresan, berhak menanyakan apa yang menyebabkannya demikian lantas menasehati dan mencari jalan keluar bersama.

Apabila memang benar-benar fatal, Anda juga perlu mendiskusikan dengan atasan tentang bagaimana menindak lanjuti hal tersebut. Pada intinya, hargai setiap kerja keras anggota dengan memberikan reward apabila mereka berhasil menjalankan tugas dengan benar, menasehati bila keliru dan menegur bila terlalu menyimpang.

Gagal mendengarkan dan membantu

Sumber: www.humanmetrics.com

Tidak ada tugas yang berjalan dengan sempurna. Sebagian besar dari mereka tentu ada titik sulit dan membutuhkan kehadiran banyak orang untuk menyelesaikannya. Di saat tersulit itulah, mungkin saja para anggota tim merasa berat, tidak dapat menyelesaikan, stres hingga tidak tahu bagaimana solusinya.

Di samping itu, saat mereka mengalami masa-masa berat dalam hidup, kinerja menjadi tidak maksimal. Bukan hanya sekadar atasan di kantor, namun di sinilah tugas seorang manajer. Anda harus menjadi pendengar yang baik bagi mereka, entah menyangkut soal pekerjaan atau bahkan kehidupan pribadinya.

Gagal mendengarkan dan membantu para karyawan sama halnya dengan tidak menghargai. Mendengarkan termasuk ke dalam soft skill, yang mana orang tersebut menunjukkan rasa simpati serta perhatian.

Baca Juga  Pergi Traveling Anti Ribet Dengan 5 Tips Hemat ala Smart Traveler

Ketika para karyawan merasa didengar seluruh keluhan, maka mereka juga merasa penting serta dihormati. Sebaliknya, sebagai seorang pemimpin, Anda akan dengan mudah mendapatkan dukungan, kritik hingga saran yang membangun dari mereka. Seseorang yang berani mengambil keputusan atas pekerjaannya, ialah yang akan mendapatkan hati dari orang-orang di sekitar.

Gagal tanggap atasi masalah

Sumber: thrivenowmedia.com

Setiap pekerjaan tentu memiliki risiko dan kesulitan. Tidak semuanya berjalan lancar. Kendati demikian hal tersebut harus segera dicari tahu dan ditangani agar tidak menjadi momok. Sebab apabila dibiarkan terlalu berlarut-larut justru menyebabkan rasa tidak nyaman, pekerjaan terbengkalai, risiko besar seperti kegagalan proyek menjadikan perusahaan mengalami kerugian.

Dalam hal ini, Anda juga tidak bisa menyelesaikannya sendiri. Atau bahkan menggantungkan kepada tim, sedangkan mereka juga membutuhkan saran, solusi hingga pembenahan bersama. Kondisi ini justru akan membuat masalah tidak akan ada ujungnya.

Maka, seorang manajer patutnya lebih proaktif dan memastikan para anggota tim memiliki keterampilan mumpuni. Tujuannya yakni untuk membagi tugas, kemudian membelah masalah per masalah. Apabila ada yang merasa kesulitan, maka sudah sepatutnya untuk dibantu bersama. Gotong royong justru akan mempercepat penyelesaian.

Tidak adil

Sumber: www.cybersecurityeducation.org

Anda tidak harus memperlakukan setiap karyawan dengan cara sama, tetapi mereka harus merasa seolah-olah menerima perlakuan sama. Persepsi tentang manajer pilih kasih sama halnya dengan gagal mengelola karyawan.

Kondisi ini justru akan menimbulkan kecemburuan sosial serta persaingan tidak sehat. Apabila dibiarkan dapat membuat perpecahan serta lingkungan tidak lagi kondusif. Pada akhirnya berdampak pada image perusahaan.

Ada baiknya untuk membaur dengan mereka tanpa pandang bulu. Sebab pada dasarnya mereka yang telah bergabung dengan tim Anda adalah orang-orang terbaik. Mereka yang mungkin belum memahami benar sudah seharusnya dibimbing dan mendapatkan arahan. Saling berjalan bersama membuat departemen kompak dan menjadi panutan.

Memimpin suatu departemen memang terlihat tidak mudah. Namun jika seorang manajer bisa meminimalisir kegagalan, maka segala sesuatunya dapat berjalan dengan lancar, baik soal sumber daya manusia maupun pekerjaan. Terlebih bagi perusahaan dapat membantu dalam pengembangan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Download E-Magazine Grapadinews!

Join our mailing list to receive the latest news and updates from our team.

You have Successfully Subscribed!

Pin It on Pinterest

Shares
Share This