
Grapadinews.co.id – Kompetitor merupakan bagian dari usaha. Tanpa mereka bisnis tidak akan terus berinovasi dan menelurkan ide baru untuk maju. Pun dengan Starbucks yang semakin memiliki banyak pesaing di bidang sama. Bahkan mereka menawarkan harga lebih miring dengan promo dan aneka ragam fasilitas lainnya.
Namun demikian soal kualitas kopi, Starbucks jawaranya. Keberhasilannya dalam membangun bisnis selama puluhan tahun hingga mengekspansi dunia justru diikuti oleh para pesaingnya. Logo merk milik perusahaan asal AS ini bahkan juga diadaptasi meskipun dibuat sedikit berbeda.
Ada banyak yang ditiru dari Starbucks oleh kompetitor. Hal ini justru menunjukkan bila perusahaan telah sukses membangun bisnis, sehingga menjadikannya sebagai pioneer. Maka dalam mengidentifikasi faktor persaingan bisa menggunakan teori kompetensi untuk menganislis keunggulannya dari segi kompetisi.
Definisi kompetensi yakni kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan mencakup setiap kombinasi, mulai dari keterampilan, teknologi, proses pengetahuan, keahlian, pengalaman dan semua hal yang termasuk dalam perkembangan usaha. Sedangkan keunggulan kompetitif yaitu menawarkan pelanggan dengan produk jauh lebih berkualitas, sehingga sulit ditiru oleh pesaing.
Berdasarkan studi kasus Starbucks, kompetensi dan keunggulan kompetitif dijelaskan pada ulasan di bawah ini!
Produk

Kekuatan perusahaan Starbucks adalah pada kualitas kopinya yang terbaik. Unsur tersebut dikombinasikan dengan keterampilan antara petani, peneliti, pengetahuan, dan pengalaman dari para ahli yang memprosesnya. Menurut perwakilan Starbucks Company, perusahaan percaya bahwa kopi adalah hal penting.
Oleh sebab itu mereka banyak melakukan banyak percobaan dengan meneliti setidaknya 150.000 cangkir per tahun dari seluruh dunia untuk mencari biji yang paling baik. Seperti dikatakan oleh Starbucks Thailand, perusahaan hanya membeli biji kopi arabika terbaik karena mereka memiliki rasa dan kualitas lebih halus dari robusta.
Selain itu, mereka juga mengunjungi langsung pertanian dan pengembang kopi secara rutin serta menjalin hubungan baik dengan petani untuk menjaga standard kualitas. Kemudian perusahaan juga mempekerjakan para ahli untuk mengontrol proses pencampuran, pemanggangan, pengemasan dan pembuatan. Mereka harus memastikan setiap langkah agar benar-benar mendapatkan cita rasa maksimal.
Tidak dipungkiri lagi bila Starbucks mematok harga premium untuk satu gelas kopi karena setiap langkahnya benar-benar diperhatikan. Terlebih memang berasal dari biji kopi pilihan.
Tanggung jawab sosial, lingkungan dan ekonomi

Tanggung jawab lingkungan dan sosial yang diterapkan oleh Starbucks bisa membuatnya bertahan di tengah persaingan ketat. Perusahaan berupaya membeli semua kopi yang ditanam dan diproses melalui tata cara yang benar. Namun sebelumnya mereka memastikan terlebih dahulu apakah semuanya dilakukan dengan penuh tanggung jawab.
Dalam hal ini, mereka berusaha menciptakan lingkungan kerja yang aman dan manusiawi. Sementara itu, masing-masing pekerja mendapatkan jaminan asuransi kesehatan dan keamanan. Bagi mereka yang memiliki anak akan diberi fasilitas biaya pendidikan sebagai upaya peningkatan kualitas hidup.
Soal lingkungan, Starbucks justru meningkatkan pengolahan limbah saat ini. Mereka menggunakan kembali produk-produk yang sudah di daur ulang. Cara lainnya yakni menghimbau kepada para pelanggan untuk membawa wadah sendiri untuk mengurangi jumlah sampah.
Dapat dikatakan bahwa tanggung jawab lingkungan, sosial, ekonomi dapat meningkatkan citra perusahaan. Tujuan lainnya yakni agar mendapatkan keuntungan lebih dari pelanggan. Tidak hanya bisa mencicipi cita rasa berkualitas, perusahaan juga mengajak konsumen untuk sama-sama bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial.
Sumber daya manusia

Pengetahuan dan keterampilan pribadi dari sumber daya manusia bisa menjadi salah satu kekuatan perusahaan dalam persaingan. Starbucks menegaskan bahwa karyawan dengan pengetahuan produk memudahkan untuk berkomunikasi dengan pelanggan. Dengan kata lain product knowledge adalah hal penting untuk menjalin kerja sama.
Mereka juga dituntut memiliki keterampilan serta kepribadian baik untuk membangun kinerja. Oleh sebab itu, secara khusus perusahaan membuat pusat pelatihan bernama Starbucks Coffee School di San Fransisco. Di sana para staf bisa belajar tentang sejarah kopi, membuat persiapan minuman, mengetahui banyak soal si hitam hingga bagaimana melayani pelanggan dengan baik.
Sebelum terjun langsung ke lapangan, calon pekerja juga dibekali pengetahuan tentang prosedur perusahaan, sistem informasi dan bagaimana mengelola setiap kedai. Barulah kemudian mereka bisa praktik langsung di setiap cabang. Cara ini membantu perusahaan meningkatkan nilai-nilai kerja, sehingga diharapkan mendapatkan citra baik di mata para pelanggan.
Pemasaran dan riset sekaligus

Citarasa kopi dari Starbucks yang lezat membuat konsumen ingin mengunjungi langsung perkebunan dan tempat pengolahannya. Maka sebagai salah satu cara pemasaran, perusahaan membuat program kemah untuk para pelanggan setia.
Mereka dibawa ke area di mana pohon kopi ditanam. Kemudian ada pula beberapa kegiatan untuk menikmati kopi bersama, belajar memanen biji dengan mitra perusahaan dan masih banyak lagi lainnya yang tidak kalah seru.
Tidak berhenti sampai di sana, Starbucks bahkan menyediakan perjalanan untuk mengunjungi tempat terkenal di daerah tersebut, mencicipi makanan lezat dan aneka kopi. Selain berfungsi sebagai pemasaran, langkah ini juga baik untuk melakukan riset pasar dan meluncurkan produk baru sesuai dengan selera pelanggan.
Perkembangan pelayanan

Studi kasus yang dilakukan oleh Koehn, Besharov dan Miller tentang strategi bisnis Starbucks yakni salah satu kekurangan dari ekspansi besar-besaran di seluruh dunia adalah ketidak fokusan terhadap pelatihan karyawan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Sementara kedai kopi telah tersebar, perusahaan justru kewalahan untuk mengontrol masing-masing pekerjanya.
Oleh sebab itu, perusahaan harus berusaha menjalin komunikasi dengan ribuan cabang tersebut untuk sekadar memberikan informasi pelatihan, sehingga pelayanan mereka sama seperti di Amerika Serikat. Jika perusahaan bisa mengontrol setiap standard pelayanan di masing-masing toko di seluruh dunia, itu akan membantunya terus berkembang di tengah persaingan yang sengit. Hal lainnya yakni dapat membangun citra perusahaan dan menarik pelanggan lebih banyak lagi.
Persaingan ketat di bidang kopi tidak mempengaruhi kedudukan Starbucks. Meksi sudah didirikan sejak lama, namun mereka tetap menerapkan strategi bisnis yang bisa membantu perkembangkan. Di samping itu, pengaplikasian secara tepat menjadikannya bertahan di tengah kompetisi era globalisasi ini.
Walau bagaimanapun setiap aspek yang dijalankan tidak luput dari adanya kelemahan. Akan tetapi perusahan masih menggunakan metode yang relevan, sehingga tidak akan pernah usang meski zaman telah berganti. Apakah Anda penggemar Starbucks?