“Tahun Baru, Status Baru”
Kira-kira begitulah yang banyak diimpikan oleh sepasang muda-mudi yang tengah dimabuk kasmaran. Keinginan mereka berganti status kian memuncah ketika pergantian tahun tiba. Bukan hanya mereka, loh! Muda-mudi yang berstatus single pun memiliki harapan besar di tahun yang baru, mereka bisa menyandang status yang baru pula. Wah, apakah kamu salah satunya?
Menikah dan berumah tangga adalah impian hampir sebagian besar masyarakat yang telah memiliki cukup umur, apalagi mereka yang kelahiran di era 90-an. Rasanya hati terus berdesau ketika acapkali silih berganti menerima undangan, namun tak kunjung sempat menyebarkan undangan. Alih-alih keinginan menikah tercapai, terkadang anak 90-an disalip oleh angkatan 2000-an yang berani memutuskan untuk menikah muda.
Nah, untuk kamu yang menginginkan menikah di waktu dekat ada baiknya kalian menyiapkan diri terlebih dahulu, ya. Sebab persoal menikah tak hanya sebatas keinginan, tapi juga tentang kesiapan baik lahirian maupun batiniah. Memang, awalnya menikah dengan berjuta perasaan, namun ada banyak hal yang diperhatikan dalam menjalaninya. Apa saja? Keimanan menjadi pondasi utama, lalu penghasilan dan perputaran ekonomi sebagai akses perawatan dalam hubungan berumah-tangga, kemudian mendapatkan keberkahan menjadi bonus hingga mencapai tujuan bersama hingga di surga.
Point di atas tak hanya sekedar uraian belaka, banyak kasus perceraian terjadi karena tak mencukupi unsur di atas. Percayalah di zaman milenial ini sekedar cinta saja tak cukup untuk membangun rumah tangga. Pernah dengar istilah, “Makan tuh, cinta!” umpatan ini sekilas memberi gambaran bahwasannya hidup tak melulu soal cinta saja, dan cinta pun tak bisa membuat perut kamu kenyang, kamu butuh makan.
Ada banyak hal yang mesti diluruskan jika telah berbicara mengenai menikah, menikah tidak sulit tentu saja, tapi tidak pula dianggap hal sepele. Seperti berita yang cukup menghebohkan jagad maya saat ini, terungkap sebanyak 3.395 orang lahir dengan status baru sebagai “Janda Muda” di sepanjang tahun 2020 di Serang, Banten. Bisa dibayangkan di satu daerah saja angkanya sudah cukup mencengangkan, bagaimana jika angka tersebut diakumulasikan untuk seluruh daerah di Indonesia, ya?
Fenomena ini ternyata tak hanya terjadi di sepanjang tahun 2020 saja, di tahun sebelumnya seperti yang dikutip dari laman news.detik.com tercatat hampir setegah juta janda baru lahir di sepanjang tahun 2019 tersebut.
Beralih lagi ke kasus perceraian di kota Serang, ternyata usia sang janda baru ini berkisar antara tiga puluh hingga tiga puluh lima tahun (30-35 tahun) yang menjadi mayoritasnya. Tercatat oleh Panitera Pengadilan Agama Serang ada 3.395 perkara perceraian, sedangkan jumlah perkara permohonan hingga bulan Desember 2020 ini telah mencapai 2.503 kasus.
Adapun beberapa point yang bisa diperbincangkan berkenaan fenomena kasus “Janda Muda di Serang” yakni.
- Kasus perceraian didominasi oleh pihak perempuan yang mengajukan
Dari 3.395 perkara perceraian di Serang tersebut paling banyak diajukan oleh pihak perempuan atau biasa disebut dengan istilah cerai gugat ketimbang yang diajukan oleh pihak pria atau biasa disebut dengan cerai talak. Banyak wanita yang pada akhirnya merasa tidak puas menjalani kehidupan berumah tangga bersama pasangannya dengan berbagai alasan. Hal ini patut direnungkan apabila kamu berasa sudah ngebet menikah, jangan sampai terjadi peristiwa yang sama.
- Pemicu perceraian terbanyak terkait permasalahan ekonomi
Keretakan rumah tangga di Serang mayoritas permasalahan muncul dari faktor ekonomi dimana seorang istri melakukan cerai gugat karena merasa tidak dinafkahi atau jatah yang diberikan tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari mengingat makin meningkatnya biaya hidup untuk memenuhi kebutuhan hidup berumahtangga. Sampai sini paham bukan, cinta saja tidak cukup menjadi jaminan?!
- Maraknya perselingkuhan akibat sosial media
Sosial media memberikan kemudahan untuk berbagai akses, begitupun dengan perselingkuhan. Parahnya ada banyak wanita pula di dalamnya yang menawarkan jasa prostitusi online dalam kadar yang masih ecek, seperti VCS hingga BO. Namun, hal ini tak bisa dianggap remeh, jika sang pria terpikat maka perselingkuhan tak bisa dielakkan. Waspada ya jika suami kamu lebih suka memandang layar handphonenya ketimbang memandang wajah kamu!
Dari ketiga point di atas, dapat kita ambil pelajaran di dalamnya bahwasannya menikah itu tidak hanya sekedar ingin. Ada banyak kesiapan dan persiapan untuk meraihnya. Seorang wanita yang nantinya akan mendapat gelar istri setelah menikah haruslah paham apa saja hak dan kewajibannya, melayani suami adalah hal mutlak yang harus terus dipelajari dan dilaksanakan apabila masih ingin mendapatkan gelar tersebut. Sedangkan seorang pria nantinya akan mendapat gelar seorang suami setelah menikah dimana ia pun harus paham akan hak dan kewajibannya. Jangan ingin ‘jatah’ enak saja, seorang suami harus paham betul apa tanggung jawabnya sebagai suami. Jika istri secara mutlak harus melayani suami, maka mutlak pula bagi seorang suami untuk memberikan nafkah kepada istrinya.
Bagian terpenting dalam menjalani biduk rumah tangga yakni komunikasi. Mudahnya komunikasi dua arah antara suami dan istri bisa memperkecil masalah yang ada dan meminimalkan pertengkaran. Tanamkanlah dalam diri, menikah itu hanya sekali seumur hidup agar tak banyak pihak yang disulitkan. Sebab menikah bukan hanya tentang kamu dan pasangan kamu, melibatkan banyak pihak seperti keluarga dua belah pihak terutama orang tua dan anak (apabila ada). Psikis seorang anak menghadapi perpisahan kedua orangtuanya akan memberi kesulitan tersendiri untuk hidupnya di masa depan kelak.
